GAMBARAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN STATUS GIZI IMT/U PADA SISWA/I SMP NEGERI 11 KOTA PONTIANAK
Keywords:
sarapan pagi, status gizi, IMT/U, remaja, SMP Negeri 11 Kota PontianakAbstract
Latar belakang:Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah gizi karena berada dalam masa transisi menuju dewasa yang ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan perubahan psikologis. Namun, banyak remaja yang kurang memperhatikan pola makan sehat, terutama kebiasaan sarapan pagi. Sarapan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi harian yang berdampak pada fungsi kognitif dan status gizi. Berdasarkan data Riskesdas 2018 dan SKI 2023, masih banyak remaja di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat, yang mengalami masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih.
Tujuan penelitian:untuk memberikan gambaran mengenai kebiasaan sarapan pagi serta status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) pada siswa/i SMP Negeri 11 Kota Pontianak.
Metode penelitian:menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil secara acak sederhana dari populasi 230 siswa/i, dan diperoleh sebanyak 39 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri berupa berat badan dan tinggi badan untuk menghitung IMT/U.
Hasil penelitian:menunjukkan bahwa 79,5% siswa memiliki kebiasaan sarapan pagi, dengan frekuensi sarapan setiap hari sebesar 53,8%. Sebanyak 87,2% siswa memiliki asupan energi sesuai anjuran, 97,4% protein, 82,1% lemak, dan 61,5% karbohidrat. Berdasarkan IMT/U, 76,9% siswa memiliki status gizi normal, 5,1% gizi kurang, 15,4% gizi lebih, dan 2,6% obesitas. Diketahui bahwa siswa yang terbiasa sarapan cenderung memiliki status gizi yang lebih baik dibandingkan yang tidak sarapan.



